SMP N 1 KEMANGKON

Jl. Raya Karangkemiri, Kemangkon - Purbalingga

Agamis Sehat Ramah lingkungan Inovatif (ASRI)

Zat Aditif dan Adiktif

Jum'at, 18 Juni 2021 ~ Oleh Admin ~ Dilihat 4919 Kali

BAB 7

ZAT ADITIF ZAT DAN ADIKTIF

 

KOMPETENSI INTI

Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

 

KOMPETENSI DASAR

3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif, serta dampaknya terhadap kesehatan

4.6 Membuat karya tulis tentang dampak penyalahgunaan zat aditif dan zat adiktif bagi kesehatan

 

INDIKATOR

Peserta didik dapat mengidentifikasi bermacam-macam zat aditif, menjelaskan arti dan fungsi zat aditif yang ada pada makanan yang menunjang kesehatan.

 

TUJUAN PEMBELAJARAN

                        Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu :

  1. Mengidentifikasi macam-macam zat aditif
  2. Menjelaskan arti dan fungsi zat aditif yang ada pada makanan
  3. Menjelaskan penggunaan zat aditif dalam makanan yang menunjang kesehatan
  4. Menjelaskan pengertian zat adiktif
  5. Menjelaskan pengertian narkotika
  6. Menjelaskan pengertian psikotropika
  7. Menyebutkan beberapa contoh zat adiktif
  8. Menyebutkan beberapa contoh zat psikotropika
  9. Menyebutkan beberapa contoh zat narkotika
  10. Menerangkan cara mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika

 

1. ZAT ADITIF

A. Pengertian zat aditif

Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan baik dalam memproses, mengolah, mengemas dan menyimpan makanan. Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besarnya bertujuan :

  1. Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena selama proses pengolahan makanan zat gizi ada yang rusak atau hilang
  2. Agar makanan lebih menarik
  3. Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
  4. Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang memerlukan diet
  5. Agar makanan lebih tahan lama disimpan

B. Macam-macam zat aditif

Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan menjadi 2 macam, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan. Zat aditif alami yaitu zat tambahan pada makanan yang sudah ada di alam, tanpa disintesis. Zat aditif alamiah mudah diperoleh dan lebih aman digunakan. Sehingga sampai sekarang penggunaan zat aditif alamiah ini semakin diminati oleh masyarakat. Hanya kelemahan zat aditif alamiah ini penggunaannya dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak, kurang stabil kepekatannya dan kurang tahan lama. Sedangkan Zat aditif sintetis merupakan zat aditif atau tambahan yang diperoleh melalui sintetis dari bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan dengan bahan alamiah yang sejenis. Keunggulan zat aditif sintetis jika dibanding dengan zat aditif alamiah adalah lebih stabil, menggunakannya lebih sedikit dan biasanya tahan lebih lama. Sedangkan kelemahannya zat aditif dapat menimbulkan resiko penyakit kanker atau bersifat karsinogenik.

1. Zat Pewarna

Bahan pewarna adalah zat aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan warna pada makanan atau minuman. Bahan pewarna dicampurkan untuk memberi warna pada akanan, meningkatkan daya tarik visual pangan, merangsang indera penglihatan, menyeragamkan dan menstabilkan warna, dan menutupi atau mengatasi perubahan warna.

Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, baik dari tumbuhan dan hewan. Pewarna alami ini sangat aman bagi kesehatan manusia. Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu umumnya lebih sehat untuk dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan macam warnanya terbatas.

Gambar  Contoh bahan pewarna alami

Sumber: http://www.hannymeilanni.blogspot.com

 

Perhatikan gambar makanan dibawah ini. Dapatkan kalian menyebutkan jenis zat aditif yang ditambahkan dalam makanan tersebut??

Gambar  Makanan berwarna

 Sumber: http://www.dkk.sukoharjokab.go.id

Beberapa contoh zat aditif sintetis dan kegunaannya:

2. Pemanis

Pemanis adalah zat aditif yang berfungsi memberikan rasa manis pada makanan. Pemanis dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan. Pemanis alami didapat dari alam misal gula tebu atau gula pasir, gula merah, madu, dan kulit kayu. Sedangkan Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis sintetis yang sering digunakan diantaranya sebagai berikut :

  1. Sakarin, tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dari pada gula.
  2. Aspartam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari pada gula.
  3. Asesulfam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari pada gula
  4. Siklamat (Natrium siklamat atau kalsium siklamat), tingkat kemanisan 30 kali lebih manis dari pada gula.
  5. Sorbitol
  6. Dulsin, zat pemanis ini sudah dilarang penggunaannya

 

 3. Pengawet

Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan secara fisik, kimia, dan biologi. Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama disimpan / tidak cepat busuk. Bahan pengawet bersifat menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba / mikroorganisme yang dapat merusak makanan sehingga mengalami pembusukan. Bahan pengawet alami yang biasa digunakan untuk mengawetkan bahan makanan adalah garam dapur. Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam makanan. Hal ini disebabkan karena garam dapur bersifat higroskopois (menyerap kandungan air dalam makanan). sehingga dapat membunuh bakteri yang ada pada makanan. Selanjutnya bahan pengawet alami lainya adalah Bawang Putih. Bawang putih mengandung zat allicin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga dipakai untuk bahan pengawet . Asam cuka Nama kimia asam cuka adalah asam asetat. Karena sifat yang asam, asam cuka dapat membunuh bakteri. Asam asetat 4% meruapakan asam cuka yang sering digunakan sebagai pengawet buah / sayuran.

Gambar   Contoh makanan yang diawetkan

Sumber: http://www.sinarharapan.com

Sedangkan Bahan pengawet sintetik yang dapat digunakan dalam proses pengawetan bahan makanan antara lain :

  1. Natrium benzoat / asam benzoat, pengawet minuman ringan, kecap, margarin, saus, manisan, buah-buahan kalengan
  2. Natrium nitrit, pengawet dan untuk mempertahankan warna daging atau ikan.
  3. Asam propionat, untuk mengawetkan roti, keju, margarin, mentega
  4. Asam sorbat, digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi.

 

4. Penyedap

Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang tidak menambah nilai gizi. Penyedap makanan sebagai penguat rasa protein, penurun rasa amis pada ikan, dan penguat aroma buah-buahan. Penyedap alami yang umum digunakan adalah garam, bawang putih, bawang merah, cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar, sereh dan kayu manis. Pada makanan berkuah, kaldu daging dan tulang pada umunya juga digunakan sebagai penyedap.

Zat penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (Monosodium Glutamat) dikenal dengan merk dagang; Ajinomoto, Miwon, Sasa, Maggie dan lain - lain. Dibalik kelezatan dari MSG, ternyata MSG dapat mengakibatkan penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini adalah : pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, kesemutan pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian bawah yang kemudian terasa panas. Zat aditif yang termasuk penyedap selain MSG adalah NaCl (garam dapur), Nukleotida seperti Guanosin monofosfat (GMP) dan Ionosin monofosfat (IMP) semuanya memberi rasa gurih.

Gambar 9.7 Contoh MSG

Sumber: http://www.bikinngiler.wordpress.com

5. Antioksidan

Zat antioksidan berfungsi melindungi makanan dari kerusakan akibat oksidasi lemak atau minyak yang mengandung senyawa tak jenuh. Yang termasuk zat antioksidan adalah:

  • Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluen (BHT), ditambahkan pada lemak / minyak goreng agar tidak cepat basi (tengik).
  • Asam askorbat (serta garam kalium, kalsium dan garam natrium) ditambahkan ke dalam daging olahan, daging awetan, makanan bayi kalengan, kalduf.
  • Sekuestran (zat pengikat logam) Sekuestran merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai pengolahan bahan makanan. Sekuestran akan mengikat logam sehingga menjaga kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan dalam bahan makanan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat dan garam etilendiamintetraasetat(EDTA)

6. Penambah aroma (Essens / Flavour)

Zat aditif ini digunakan untuk memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memilikidaya tarik untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat berasal dari ekstrak buah - buahan. Contohnya nanas, buah anggur, minyak atsiri dan valini. Zat penambah aroma juga ada yang merupakan senyawa sintetis atau disebut essen. Berikut dibawah ini nama essen dan aroma yang dihasilkan :

  1. Etil butirat : rasa buah nanas
  2. Amil valerat : rasa buah apel
  3. Oktil asetat : rasa buah jeruk
  4. Amil asetat : rasa buah pisang
  5. Butil asetat : rasa buah murbei
  6. Isobutil propionat : rasa buah rum
  7. Benzaldehid : rasa buah lobi-lobi

3. Batas Penggunaan Zat Aditif

Informasi mengenai Batas Maksimal Penggunan harian (BMP) atau Acceptable Daily Intake (ADI) sangat penting diketahui oleh produsen makanan dan masyarakat. ADI merupakan batasan yang tidak menimbulkan resiko jika dikonsumsi oleh manusia dengan perhitungan per Kg berat badan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan.Batas penggunaan tambahan makanan diantaranya terdapat pada tabel berikut:

Sebagai contoh seorang siswa mempunyai berat badan 40 Kg mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif dengan nilai ADI 5 mg/kg. Maka batas maksimal harian zat aditif itu diperbolehkan dimakan adalah : 5 x 40 = 200 mg

Nama zat aditif

Batasan Permenkes RI per Kg Makanan

Batasan ADI per Kg berat badan

Sakarin

Siklamat

Asam asetat

Asam sitrat

Asam benzoat

MSG / Vetsin

BHT

BHA

Beta karotin Karamel

Eritrosin

50 mg – 300 mg

500 mg – 3 gram

Secukupnya

5 gram – 40 gram

600 mg – 1 gram

Secukupnya

100 mg – 1000 mg

100 mg – 1000 mg

100 mg – 600 mg

150 mg – 300 mg

30 mg – 300 mg

-

Tidak ada batasan

Tidak ada btsan

0 – 5 mg

0 – 120 mg

 

0 – 0,3 mg

0 – 0,125 mg

-

Tidak ada batasan

0 – 0,6 mg

 

II ZAT ADIKTIF

  1. Pengertian Zat Adiktif

Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan bagi pemakainya. sedangkan Psikotropika menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 adalah bahan atau zat baik alamiah maupun buatan yang bukan tergolong narkotika yang berkhasiat psikoaktif pada susunan saraf pusat. Yang dimaksud berkhasiat psikoaktif adalah memiliki sifat mempengaruhi otak dan perilaku sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku pemakainnya

  1. Jenis Jenis Zat Adiktif

Zat adiktif dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika; 2) zat adiktif narkotika; dan 3) zat adiktif psikotropika.

  1. Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika

Zat adiktif jenis ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin juga sering kita konsumsi pada bahan makanan atau minuman yang mengandung zat adiktif tersebut. Zat yang masuk dalam kategori zat adiktif adalah alkohol, nikotin, kafein, inhalansi yaitu larutan yang mudah menguap (lem, aerosol, cat semprot, hairspray, pengharum ruangan, deodoran, gas cair, penghilang cat kuku, pengencer cat, cairan pengisi korek api, bensin, butana, propana, obat pembius/anestesi, eter). Zat adiktif yang akan dipelajari pada bab ini adalah nikotin dan minuman keras

  1. Nikotin

Nikotin terdapat dalam rokok yang dibuat dari daun tembakau melalui proses tertentu dan dicampur dengan bunga cengkeh serta beberapa macam bahan aroma. Kandungan nikotin pada rokok yang menyebabkan orang menjadi berkeinginan untuk mengulang dan terus-menerus merokok. Selain mengandung nikotin, rokok juga mengandung tar. Kita juga sudah mengetahui tentang bahaya rokok pada kesehatan, yaitu dapat merugikan organorgan tubuh bagian luar, seperti perubahan warna gigi dan kulit, maupun organ tubuh bagian dalam yang dapat memicu kanker paru-paru.

  1. Minuman keras .

Minuman keras atau minuman beralkohol juga termasuk zat adiktif. Alkohol di buat dari proses fermentasi/peragian berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misal anggur, apel, beras, gandum, sedangkan alkohol di golongkan dalam 3 golongan, yaitu:

  • Golongan A : kadar alkohol 1-5%, misalnya bir.
  • Golongan B : kadar alkohol 5-20%, misalny anggur.
  • Golongan C : kadar alkohol 20-50%, misalnya vodka, wiskey.

Pada dasarnya alkohol mempunyai pengaruh pada aktivitas susunan saraf pusat, bersifat depresan, menyebabkan ketergantungan, penurunan daya ingat, halusinasi, bahkan menimbulkan kerusakan hati/kanker hati.

 

  1. Zat adiktif narkotika

                  Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri dan menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya. Narkotika dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu :

  1. Narkotika Golongan I

Narkotika golongan I sangat berbahaya karena berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Yang termasuk Narkotika Golongan I adalah heroin, kokain dan ganja

  1. Narkotika Golongan II

Narkotika golongan II berpotensi tinggi dalam menyebabkan ketergantungandan dapat digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan. Misalnya morfin, petidin, dan metadon

  1. Narkotika Golongan III

Narkotika golongan III berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam pengobatan. Contohnya kodein.

 

Gambar 9.12 Jenis-jenis narkotika

Sumber: http://www.jogja.tribunnews.com

 

 

 3) Zat Adiktif Psikotropika

Psikotropika adalah suatu zat yang mempunyai efek terhadap kerja otak sehingga menurunkan aktivitas otak  atau merangsang susunan saraf pusat. Psikotropika dapat digolongkan menjadi empat golongan. Yaitu :

  1. Psikotropika Golongan I,

Psikotropika ini dapat berpotensi sangat kuat menyebabkan ketergantunagn dan tidak digunakan sebagai obat. Misalnya ekstasi/MDMA (metil dioksi metamfetamin), LSD (Lysergic acid deethylamide) dan STP/DOM (dimetoksi alpha dimetilpenetilmina).

  1. Psikotropika Golongan II,

Psikotropika berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan dan sangat terbatas digunakan sebagai obat. Misal Amfetamin, metamfetamin, fenisiklidin dan ritalin.

  1. Psikotropika Golongan III,

Psikotropika berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan sebagai obat. Misalnya pentobarbital dan flunitrazepam. Psikotropika

  1. Psikotropika Golongan IV

Psikotropika berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungandan sangat luas digunakan sebagai obat. Misalnya diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam dan nitrazepam.

Penyalahgunaan zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

 

  1. Menghindari diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika

Penyalahgunaan penggunaan zat adiktif dan psikomotor dapat dihindari baik secara pereventif (pencegahan) maupun kuratif (penyembuhan).

  1. Secara preventif (pencegahan)
  2. meningkatkan hubungan keharmonisan rumah tangga. Hubungan komunikasi antar anggota keluarga yang baik dapat mengurani resiko penyalahgunaan narkotik dan zat aditif.
  3. Memperbanyak kegiatan yang bermanfaat dan positif misalnya berolah raga, mengikuti kegiatan organisasi kepemudaan
  4. Memilih pergaulan dengan teman yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh bujukan orang lain, termasuk bujukan teman sebaya.
  5. meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Esa
  6. Secara kuratif (Penyembuhan)

Untuk keadaan darurat, pertolongan pertama terhadap penderitaan yang dialami pemakai zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan dengan cara, pemakai dimandikan dengan air hangat, diberi banyak minum, diberi makanan bergizi dalam jumlah sedikit tetapi sering dan alihkan perhatiannya dari zat adiktif dan psikotropika. Bila usaha ini tidak berhasil perlu mendapat pertolongan dokter. Upaya kuratif bagi pemakai zat adiktif dan psikotropika secara lebih rinci dilaksanaka melalui beberapa tahap sebagai berikut :

  1. Terapi secara supportif. Terapi dilakukan pada pengguna yang telah mengalami gejala over dosis atau sakaw. Terapi dapat dilakukan dengan resusitasi jantung dan paru.
  2. Detoksifikasi

Terapi dengan cara detoksifikasi (menghilangkan racun di dalam darah) dapat dilakukan secara medis dan non medis. Secara medis, terapi detoksifikasi dilakukan dengan beberap cara. Cara yang pertama dengan melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua dengan menggunakan antagonis morfin, yaitu senyawa yang dapat mempercepat proses neuroregulasi. (pengaturan kerja saraf).Cara yang ketiga dengan melakukan penghentian total pemakaian obat akan dapat menimbulkan gejala putus obat (sakaw) sehingga pada cara ini perlu diberi terapi untuk menghilangkan gejala-gejala yang timbul.

  1. Rehabilitasi

Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh pemakai secara fisik memang tidak ketagihan lagi, tetapi secara psikis biasanya sering timbul keinginan terhadap zat tersebut yang terus membututi alam pikiran dan perasaannya. Untuk itu, setelah detoksifikasi perlu juga diproteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu.

Setelah kita mempelajari materi tentang zat aditif, adiktif dan psikotopika, kita menjadi lebih tahu dan paham akan manfaat dan bahaya yang ditimbulkannya. Oleh karena itu kita harus lebih bijaksana dalam memanfaatkan semua yang sudah diberikan oleh Allah SWT Tuhan semesta alam.

KOMENTARI TULISAN INI

...

Pristiani Florida, S.Pd

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah SMP Negeri 1…

Selengkapnya

TAUTAN